Admin | 25 Aug 2024
Seorang lelaki bercerita kepada Al-Qazwini bahwa dia pernah melihat seekor kumbang dan berkata, "Apa yang Allah kehendaki dengan menciptakan makhluk ini? Apakah bentuknya yang indah atau baunya yang harum?"
Kemudian Allah mengujinya dengan luka yang tidak bisa disembuhkan oleh para dokter, hingga dia putus asa untuk mencari pengobatan. Suatu hari, dia mendengar suara seorang tabib keliling yang menawarkan jasanya di jalan. Dia pun meminta agar tabib tersebut dibawa kepadanya. Namun orang-orang berkata, "Apa yang bisa dilakukan oleh tabib keliling ini sedangkan para dokter ahli sudah tidak mampu mengobatimu?" Lelaki itu bersikeras, "Aku perlu bertemu dengannya."
Ketika tabib itu datang dan melihat luka tersebut, dia meminta seekor kumbang. Para hadirin pun tertawa. Namun lelaki yang sakit itu teringat kata-katanya sebelumnya dan berkata, "Bawakan apa yang dimintanya, karena orang ini tampaknya tahu apa yang dia lakukan." Tabib itu kemudian membakar kumbang tersebut dan menaburkan abunya pada lukanya, dan dengan izin Allah, luka tersebut sembuh.
Lelaki itu berkata kepada hadirin, "Allah ingin menunjukkan kepadaku bahwa makhluk yang paling hina sekalipun bisa menjadi obat yang paling berharga." Oleh karena itu, seorang Muslim tidak seharusnya meremehkan salah satu makhluk Allah, terutama sesama manusia, bahkan jika mereka adalah orang-orang yang berdosa.
—-
Kitab: Fath al-Qarib al-Mujib ‘ala al-Targhib wa al-Tarhib