Admin | 19 Sep 2024
Oleh: Munawar M. Ali
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 158 Allah berfirman:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‘i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.”
Dalam tafsir Quraish Shihab mengenai ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah mengangkat martabat dua buah bukit, Safa dan Marwa, dan menjadikannya bagian dari manasik haji, sebagaimana Dia telah menjadikan Ka’bah sebagai kiblat salat. Maka barangsiapa yang menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi dirinya untuk melakukan sai (sa’y: berlari-lari kecil) di antara dua bukit itu tujuh kali.
Apa Itu Haji?
Doktor Ali Syari'ati dalam kitabnya "Hajj" menyebut, gelombang haji sebagai sebuah gerakan pulang kepada Allah Yang Maha Mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan. Pulang kepada Allah adalah sebuah gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan dan nilai absolut. Jadi haji merupakan sebuah ibadah yang mengajarkan kepada kita untuk belajar tentang makna hidup dan sekaligus belajar tentang bagaimana cara pulang kepada Allah. Begitu komperehensifnya ibadah haji kalau dikaji secara seksama. Maka para jamaah haji harusnya mendapatkan hikmah dari semua rangkaian ibadah haji yang dia lakukan selama di tanah suci. Karena dengan meresapi makna simbolik dari ibadah haji, para jamaah akan mendapatkan ilmu tentang hidup dan sekaligus tentang kematian.
Makna Di Balik Rukun Haji
1. Ihram
Memulai perjalanan dengan niat suci dan mengenakan pakaian ihram, menandakan dimulainya ibadah haji. Ihram melambangkan kesetaraan dan kesederhanaan di hadapan Allah SWT, melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan fokus pada pengabdian diri. Dan simbolitas kepasrahan Disi secara total hanya kepada Allah SWT.
2. Wukuf di Arafah
Berdiri atau berdiam diri di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah merupakan puncak ibadah haji. Nabi Saw. bersabda الحج عرفة yang artinya: Haji adalah arafah. Hadis pendek ini memiliki makna penting, bahwa haji tanpa 'arafah ( mengenal) tidak bisa disebut haji. Menunjukkan bahwa haji memang harus belajar mengenal Allah. Dan dengan mengenal, kita bisa "berjumpa" denganNya. Momen sakral ini menjadi kesempatan untuk belajar mengenal Allah dan memohon ampunan, merenungkan dosa, dan memperkuat iman. Tidak hanya berhenti sampai di situ, wukuf di Arafah adalah simbolitas berkumpulnya umat manusia di padang Mahsyar nanti. Diperlihatkan oleh Allah di dunia sebagaimana berkumpulnya jamaah haji di padang Arafah. Semuanya berdiri dan memakai pakaian putih tanpa kecuali. Tidak ada pembeda antara si kaya dan si miskin, raja maupun rakyat jelata. Semuanya sama di hadapan Dzat Yang Maha Besar.
3. Mabit di Muzdalifah
Menginap di Muzdalifah pada malam tanggal 10 Zulhijjah setelah wukuf di Arafah. Di bawah langit malam yang bertaburan bintang, jemaah haji berkumpul dan berdzikir, mempersiapkan diri untuk ritual selanjutnya. Mengesampingkan lelah dan letihnya badan, karena satu tujuan ingin mendekatkan diri kepada Allah Sang Penguasa jagad.
4. Melontar Jumrah
Melontarkan batu kecil ke tiga pilar (jumrah) di Mina, melambangkan perlawanan terhadap godaan setan dalam diri masing2 dan menandakan keteguhan iman. Melontar jumrah menjadi pengingat perjuangan Nabi Ibrahim AS dan pengorbanan yang luar biasa dengan Istrinya Hajar dan Anaknya Ismail As. Peristiwa ini hendaknya kita tarik dalam kehidupan keseharian kita, bahwa sejatinya manusia akan selalu merasakan ujian berupa godaan setan dalam hidupnya.
5. Thawaf
Mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran berlawanan arah jarum jam, melambangkan rasa cinta dan ketundukan kepada Allah SWT. Thawaf mengingatkan jemaah haji tentang kesatuan umat Islam dan perjalanan Hajar mencari sumber air Zamzam. Tawaf juga merupakan simbolitas perjalanan spiritual orang beriman dalam mendekatkan diri kepada Tuhannya. Ali Syariati mengatakan, bahwa tawaf adalah ' menyatunya' diri seorang hamba dengan Tuhannya.
6. Sa'i
Berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh putaran, melambangkan perjuangan Siti Hajar mencari air minum untuk Anaknya Ismail AS. Sa'i menjadi pengingat akan ketabahan dan keteguhan iman di tengah kesulitan. Sa'i menunjukkan kegigihan ikhtiar dalam mempertahankan hidup di tengah himpitan yang sangat besar. Hidup sendiri tanpa teman yang mengayomi. Di situlah Hajar menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah sebagai Sang Khalik.
Disari dari beberapa sumber.