Tentang Kami


JANGAN SAMAKAN SEKOLAH DENGAN LAUNDRY

   Admin   |      04 Sep 2024

Pendidikan itu tanggungjawab penuh orang tua untuk Anak-anaknya. Pihak sekolah atau madrasah sifatnya hanya membantu orang tua dalam mengantarkan Anak-anak titipan orang tuanya agar memiliki akhlak dan perilaku yang baik.  Jangan dibalik, bahwa pendidikan Anak itu adalah tanggungjawab penuh pihak sekolah atau madrasah. Ini yang disalahpahami oleh orang tua tentang sekolah. Seakan-akan sekolah atau madrasah itu sama dengan mereka mencuci pakaian kotornya di laundry. Setelah dicuci, digosok dan kemudian dibayar. 
Anak tidak bisa disamakan dengan cucian kotor, atau kalau mereka punya perilaku yang tidak baik (baca nakal) tinggal dititipkan saja ke sekolah atau madrasah. Sehingga tanggungjawab mendidiknya adalah domain sekolah atau madrasah. Orang tua tinggal terima jadi saja hasil didikan para guru di sekolah atau madrasah tersebut. Padahal tidak demikian konsep pendidikan, misalnya dalam Islam, bahwa pendidikan anak adalah tanggungjawab penuh orang tuanya. Artinya keberhasilan pendidikan seorang anak di sekolah atau madrasah merupakan tugas besar orang tuanya. Sebagaimana apa disinyalir oleh Allah Ta'ala dalam QS. 66 ( At Tahrim) ayat 6 yang mengisyaratkan tentang pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anaknya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar menjaga diri dan keluarganya (Anak-anaknya) dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah. Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya (Anak-anaknya) agar taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Keluarga (Anak) merupakan amanat yang harus dipelihara kesejahteraannya baik jasmani maupun rohani.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar. Orang tua dalam hal ini harus terlebih dahulu memberi contoh yang baik tentang shalat dan bersabar kepada Anak-anaknya, dengan harapan ketika mereka sudah besar nanti akan terbiasa menjalankan perintah agama dan menjauhkan diri dari yang dilarangnya. 
Dari penjelasan singkat di atas, terlihat bahwa tugas pendidikan Anak-anak kita adalah yang pertama dan paling utama dari kedua orang tuanya, bukan sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah atau pesantren. Karena guru di sekolah atau pesantren itu sifatnya meneruskan apa yang diajarkan oleh orang tuanya di rumah. 
Kebiasaan orang tua yang menitip anaknya ke sekolah atau madrasah (atau sekarang banyak yang menitipkan anaknya di pesantren) biasanya karena embel-embel anak mereka terlibat tawuran, atau karena penyalahgunaan narkoba dan sederet alasan lainnya. Pertanyaannya, kenapa sebagai orang tua tidak menitipkan anak-anak yang baik di sekolah atau madrasah ( pesantren)? Sehingga para Guru atau ustadz yang mendidik anak-anaknya akan mengalami kemudahan dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya agar tercapai cita-citanya dengan baik pula. Mari rubah cara berpikirnya menjadi pelaku pendidikan dan perubahan buat pribadi Anak-anak kita agar menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh keluarga dan bangsanya.

Allahu a'lamu

Oleh: Munawar M. Ali ( Ponpes Kampung Al Qur'an) 


Klik Disini untuk Bertanya