Admin | 23 Aug 2024
Menghafal Quran adalah impian bagi banyak Muslim di seluruh dunia. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mencapainya, terutama dengan berbagai tuntutan kehidupan modern yang menyita waktu dan perhatian. Abdullah, seorang pria berusia 35 tahun dari Jakarta, membuktikan bahwa kesibukan bukanlah penghalang untuk mewujudkan impian tersebut.
Abdullah bekerja sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan teknologi. Dengan tanggung jawab yang besar dan waktu kerja yang panjang, ia merasa semakin jauh dari tujuan hidupnya, yaitu menjadi seorang hafidz Quran. Sejak kecil, ia telah belajar mengaji, namun seiring berjalannya waktu, kesibukannya membuatnya kesulitan meluangkan waktu untuk menghafal.
"Saya selalu merasa ada yang kurang dalam hidup saya. Meskipun karier saya berkembang, hati saya tidak tenang," cerita Abdullah.
Segalanya berubah ketika Abdullah memutuskan untuk memprioritaskan menghafal Quran dalam hidupnya. "Saya mulai dengan langkah kecil," katanya. Abdullah memulai dengan menghafal satu ayat setiap hari. Pada awalnya, ia melakukannya saat perjalanan pulang kerja. Satu ayat yang diulang-ulang sepanjang perjalanan ternyata mampu memberikan dampak besar dalam proses hafalannya.
"Ketika saya mulai menghafal secara konsisten, saya merasa lebih damai dan fokus," ungkapnya.
Tentu saja, perjalanan ini tidak mudah. Abdullah harus berjuang melawan rasa lelah dan godaan untuk menunda hafalan. Namun, dukungan dari keluarga dan teman-teman membuatnya tetap termotivasi. "Istri saya selalu mengingatkan untuk meluangkan waktu meskipun hanya sebentar. Dia juga sering menguji hafalan saya," Abdullah menambahkan.
Setelah beberapa tahun disiplin dalam menghafal, Abdullah akhirnya berhasil menghafal 30 juz Quran. Baginya, pencapaian ini bukan hanya tentang hafalan, tetapi juga tentang memperkuat hubungan dengan Allah dan meningkatkan kualitas ibadah.
"Ini adalah perjalanan yang mengubah hidup saya. Menghafal Quran membuat saya lebih sabar, tenang, dan lebih dekat dengan Tuhan," katanya dengan penuh syukur.
Kisah Abdullah mengajarkan kita bahwa dengan niat yang kuat, dukungan dari orang-orang terdekat, dan manajemen waktu yang baik, menghafal Quran bisa dilakukan oleh siapa saja, di mana saja. Kesibukan bukanlah alasan untuk menunda kebaikan.
"Jika saya bisa melakukannya, saya yakin siapa pun bisa. Yang penting adalah konsistensi dan keikhlasan," Abdullah menutup ceritanya.