Admin | 25 Aug 2024
Saya hanya tertawa geli menyaksikan perdebatan yang tak penting akhir-akhir ini, antara para Ustadz yang dengan pongahnya mengharamkan musik. Padahal Ulama-ulama terdahulu, sebut saja Imam Al Ghazali, Ibnu Sina, Jalaludin Rumi dan lainnya mengamini musik.
Pertanyaan saya kepada mereka yang sangat pandai menggunakan hadits Nabi dan ayat Al Qur'an untuk melegalkan pendapatnya, apakah waktu kecil kalian dulu tidak pernah mendengarkan keindahan suara-suara alam di sekitar gubuk kakek nenekmu di kampung halaman sana? Sekarang dengan beraninya kau ingkari keindahan suara merdu alam itu hanya karena ideologi dan pemahaman yang absurd yang kau anggap paling suci dan paling benar. Musik itu asalnya dari keindahan suara alam yang jernih dan tidak dibuat-buat oleh manusia. Artinya musik itu adalah ciptaan Tuhan yang dikreasikan lewat tangan-tangan manusia. Dengannya, manusia bisa merasakan kedamaian dan kelembutan jiwa. Bahkan dengannya manusia bisa merasakan kehadiran Tuhannya. Dari musik yang tertera dalam alam raya ini manusia bisa merasakan hadirnya sifat "Jamal" Nya Tuhan.
Lalu di mana haramnya musik itu?
Kalau kita mau legowo belajar pada Jalaludin Rumi, kita akan dibuat malu olehnya. Karena menurut Rumi, "Musik yang haram itu adalah suaranya sendok dan garpu yang beradu dengan piringnya orang kaya yang sedang menikmati makanan yang lezat dan didengar oleh telinganya kaum miskin papa". Dari Rumi, kita diajarkan makna hakikat dari musik. Bahwa sesungguhnya yang haram itu bukan alat musiknya. Misalnya gitar, piano, gambus, rebana, harmonika, dll. Tapi sikapmu dan pongahmu yang telah melampaui batas nalarmu yang jernih. Sebab Tuhanmu menghendaki kejernihan, bukan sesuatu yang dibuat-buat.
Allahu a'lamu
#NgajiPagi
#SuluhSyawal